Musim terus berganti; penghujan dan kemarau. Waktu berganti; pagi, siang, sore, hingga malam tiba. Jam berdetik dari angka satu ke angka selanjurnya. Terus begitu.
Demikian siklus kehidupan. Setiap hari orang-orang baru lahir ke bumi bersama senyum bahagia, dan orang-orang lainnya menghembuskan napas terakhirnya diiringi isak tangis.
Selain kelahiran dan kehidupan, orang-orang juga datang dan pergi. Bertemu lalu berpisah. Tertawa di taman luas, menangis di sudut kamar.
Hidup kerap diibaratkan roda berputar karena terus mengikuti irama dan siklus kehidupan yang tak terputus itu. Bergerak dengan pola-pola tersebut.
Maka apalah yang ditakutkan dari hidup? Semua hal pasti berlalu. Tidak ada yang abadi selain ketidak abadian itu sendiri.
Hujan pasti reda, gelap malam disapu cahaya mentari pagi. Masalah-masalah hidupmu, sekalut apapun itu akan pergi darimu. Patah hati dan rasa pilu juga tidak akan selamanya membersamaimu.
Bukan cuma hujan dan malam gelap. Pagi yang tenang dan senja yang menawan juga akan berakhir ketika sampai pada waktunya.
Ingatlah pepatah tua itu; setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan, dan setelah kemudahan kesulitan barangkali sedang menunggu di persimpangan jalan.
Maka teruslah hidup dengan baik. Masalah datang agar kita bisa lebih dewasa dan kuat. Keindahan datang agar kita bersyukur atas hidup yang dimiliki.
Berdirilah layaknya pohon yang kokoh. Meskipun daunnya gugur setiap musim, ia tak pernah tumbang diterpa angin. Hingga daun-daunnya tumbuh kembali di musim selanjutnya. (*)

Cayoooooo😅
BalasHapusCayooo
Hapus