Biar malam bercerita, betapa gelap bukanlah suatu yang menakutkan. Dalam gelap seseorang justru lebih mudah menemukan kerlip kecil yang tak dapat dilihat di antara terang cahaya. Seperti rindu dan senyumanmu.
Biar malam bercerita, betapa gemintang yang bertaburan di langit seringkali kehilangan kedipnya. Bukan tertutup mendung atau malam akan segera pergi. Wajah berserimulah yang tak dapat dibendung sinarnya; kerap terselip di antara kilaunya.
Biar malam bercerita, betapa suara burung kedasih sering terdengar ketika purnama tergantung di ujung cakrawala. Bunyinya bukan lantaran malam dan gulitanya. Melainkan ia khawatir bisikan lirihmu tak dapat lagi dibawa angin sampai pada gubukku.
Biar malam bercerita, betapa bulan tanggal 15 bukanlah yang ditunggu-tunggu bulbul di ranting-ranting pohon. Apalah istimewanya bulan tanggal 15 bila tatap matamu tak ikut terbit. Purnama sepenuhnya tenggelam di wajahmu; rindu-rinduku.
Biar malam bercerita, betapa semilir angin di bawah langit bertabur bintang dan cahaya bulan enggan mengelus wajahku, kecuali wangi tubuhmu berhasil ia bawa sebagai oleh-oleh; teman menyendiri di kesunyian. (*)

Komentar
Posting Komentar