Hari ini di Madrasah ada acara debat kandidat calon ketua dan wakil OSIS. Acara ini mengingatkanku pada lima tahun lalu waktu aku masih menjadi siswa aktif. Pemilihan OSIS adalah momen yang paling mendebarkan dan sangat ditunggu-tunggu, terutama saat debat kandidat.
Tidak kalah meriah dari pemilu, pemilihan OSIS juga menjadi ajang pesta demokrasi di Madrasah. Mulai dari pendaftaran calon, penyeleksian, kampanye, hingga proses pemilihan. Begitu pula hari ini. Siswa-siswa sangat antusias.
Ada yang menarik dari acara debat kandidat siang tadi, yaitu salah-satu pasangan calon ketua nomor 01. Aku lupa namanya, tapi yang jelas dari ketiga paslon, dia adalah yang paling menarik menurutku. Argumennya bagus, pembawaannya tenang, dan cara bicaranya asik.
Kalau melihat visi-misi yang dibawa oleh ketiga paslon, sebenarnya tidak jauh beda. Semuanya rata-rata membahas hal basic yang memang ada di madrasah. Yang paling ditekankan adalah etika, peningkatan kualitas dan kemampuan siswa. Nah, satu hal yang menjadi ide paslon nomor 01 yang tidak dipikirkan oleh paslon lainnya; kegiatan ekstrakurikuler.
Di madrasah, kegiatan ekstrakurikuler memang menjadi wadah pengembangan siswa, selain bimbel. Namun kegiatan ekstrakurikuler di madrasah saat ini anggotanya masih banyak dari lembaga lain. Karena memang beberapa kegiatan ekstrakurikuler memberi kelonggaran untuk para anggotanya.
Pasangan calon nomor 03 melihat bahwa hal tersebut bisa rombak ulang, di mana seharusnya yang menikmati dan menguasai program tersebut adalah siswa dari lembaga dalam agar potensi siswa benar-benar terasah. Ide itu menurutku bagus, dan seharusnya memang begitu.
Untuk selebihnya tidak ada yang benar-benar menarik. Acara berjalan lancar dan antara satu paslon dengan paslon lainnya juga aktif melakukan debat kandidat. Tapi menurutku jika melihat perdebatan tadi, harusnya paslon nomor 01 mempunyai peluang menang lebih tinggi.

Komentar
Posting Komentar