Dari dulu aku sangat jarang menulis topik-topik serius. Biasanya aku hanya menulis diary, puisi dan prosa. Aku hanya menulis hal-hal receh tentang perasaan dan berbagai kegiatanku sehari-hari. Kecuali ada tugas kampus, baru aku menulis yang serius sesuai tugas yang diberikan. Aku lebih sering membicarakan diri sendiri, baik cara pandang hidup dan pendapat-pendapat pribadi.
Mengapa demikian? Karena menurutku, aku tidak mampu menjelaskan atau berkomentar tentang orang lain. Aku tidak memiliki kemampuan untuk memahami mereka. Karenanya aku memilih menulis tentang diriku sendiri yang jelas aku pasti tahu tentang apa yang aku tulis secara keseluruhan.
Namun kali ini entah kenapa aku sangat ingin berkomentar tentang kejadian yang cukup ramai hari ini. Bukan berkomentar sih, tapi lebih pandanganku tentang hal tersebut. Terlepas itu benar atau tidak, aku hanya ingin menulis cara pandangku tentang peristiwa yang terjadi.
Ini sebenarnya agak berat, karena bersangkutan dengan politik. Dan aku kira, kapasitasku tidak ada pada pembahasan ini. Tapi aku tidak ingin berbicara masalah gejolak politik yang terjadi, melainkan bagaimana sikap dan cara pandang orang-orang terhadapnya.
Kita sudah tahu bahwa pemilu tahun 2024 ini digemparkan oleh wakil presiden terpilih, yang dianggap terlalu muda untuk maju, narasi-narasi tentang kurang berpengalaman dan semacamnya. Terlepas dari jalan hukum yang ditempuh, aku tidak mau berkomentar terkait hal tersebut.
Maksudku, orang-orang yang tidak mendukung, salah-satu argumentasinya adalah karena calon wakil presiden terpilih, masih terlalu muda dan tidak berpengalaman. Itu dulu waktu pemilihan calon Presiden dan Wakilnya.
Sekarang anehnya, ada pemilihan Bupati di salah-satu kota yang ternyata di antara calonnya juga ada yang masih muda dan tidak berpengalaman. Nah, argumentasi orang-orang yang dulu bilang calon wakil Presiden terpilih masih kurang berpengalaman dan masih muda sekarang berubah menjadi "kita butuh pemimpin muda, semua berawal dari tidak berpengalaman".
Aku tidak ada masalah tentang calonnya, apalagi mengkritik. Justru aku mendukung calon muda tersebut untuk terpilih. Cuma maksudku adalah ternyata argumentasi seseorang itu bisa berubah sesuai kepentingannya sendiri. Orang-orang cenderung berargumentasi dahulu setelah itu mencari referensi yang membenarkan argumennya.
Jika semua orang melakukan itu; berargumen dahulu lalu mencari referensi atau dalil yang bisa membenarkan argumentasinya, maka semua hal akan tampak benar. Karena menurutku, hal yang keliru jika dicarikan dalil bisa saja menjadi benar.
Salah-satu contoh lagi adalah tentang politik dinasti. Orang-orang pendukung partai banteng misal, dulu teriak-teriak Bapak Presiden haus kekuasaan dan menerapkan politik dinasti karena wakil Presiden terpilih adalah anaknya sendiri. Sangat bahaya negara ini jika dikuasai oleh satu keluarga saja. Itu dulu.
Sekarang ketika Ketua Umum partai Banteng memerintahkan beberapa kadernya yang sudah terpilih menjadi DPR untuk mundur dan digantikan kepada keluarganya, yang dulu teriak-teriak adem ayem. Jadi bagaimana sih sebenarnya?
Nah, itu maksudku. Semua orang cenderung membenarkan argumentasinya sesuai keadaan. Jadi apalah itu ideologi, idealisme. Pada akhirnya semua tergantung kebutuhan masing-masing. Mungkin saja bukan cuma mereka, aku sendiri mungkin akan melakukan hal yang sama.
Jujur tulisan ini bukan untuk mengomentari sistem politik yang ada di negara ini. Aku tidak ada urusan dengan itu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa begitulah orang-orang sekarang; tidak konsisten dan berubah-rubah sesuai kepentingannya masing-masing.
Hal ini juga terjadi di banyak peristiwa, bukan hanya dalam dunia politik. Dalam agama pun, terkadang ada banyak orang yang menggunakan dalil hanya untuk membenarkan perbuatannya. Dalam dunia percintaan juga demikian. Karena karakter orang memang begitu; merasa benar dan tidak ingin disalahkan.
Jadi saranku, mungkin ketika dihadapkan dengan peristiwa semacam itu, jangan terlalu keras, jangan terlalu baper. Apalagi mengutuk keras dan saling bermusuhan. Bisa saja ludah yang sudah jatuh ke tanah dan penuh lumpur akan kita jilat sendiri di kemudian hari.

Komentar
Posting Komentar