Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

SELAYAKNYA CINTA, RINDU JUGA PUNYA TANGGAL KADALUARSA

Malam terus menua. Dinding-dinding rumah mulai dingin. Kaca jendela dihinggapi tetes embun. Namun aku belum bisa memejamkan mata. Beberapa lembar buku puisi telah kujamah. Lagu-lagu Bernadya tak lupa memenuhi ruangan; lirih dan syahdu. Sebagaimana pun indahnya lirik lagu Bernadya, tetap saja, sakitnya lebih terasa. Aku mencoba menerka-nerka isi kepalaku. Apa yang ia mau hingga tak mau berkompromi dengan mata agar terlelap. Ternyata ia sedang kedapatan tamu; rindu-rindu kepadamu dirimu. Entahlah, mengapa semakin hari, sesuatu yang bernama rindu ini semakin menjadi-jadi. Padahal apa yang patut dirindukan? Bukankah rindu hanya bisa terjadi pada sesuatu yang kita miliki? Sedangkan kau tidak pernah menjadi milikku. Aku memang tidak pernah mencoba untuk membunuh mati rindu ini. Karena menurutku, semakin kita paksa membunuhnya, semakin hidup abadi pula ia dalam ingatan kita. Barangkali karena rindu ini teramat cantik rupanya. Segala sesuatu yang cantik dan indah memang sukar untuk dihilangkan...

APA YANG PALING MENYAKITKAN DARI KENANGAN?

Sudah berjam-jam lalu aku mematung di depan laptop. Bingung, kata apa yang harus kutulis untuk mengawali cerita malam ini. Entah sudah lagu ke berapa yang habis kudengar, halaman demi halaman buku yang habis kubaca, berharap mendapat inspirasi cerita. Tapi, nihil. Aku masih kebingungan. Memang benar, bahwa hal tersulit dalam menulis adalah memulainya. Kalimat pertama adalah kunci untuk memasuki ruang-ruang selanjutnya. Dan lihat apa kalimat pertama pada tulisan ini? Silakan dibaca dari depan. Iya, benar sekali. Kalimat pertama tulisan ini adalah kebingungan. Tentu isi dari tulisan ini tidak jauh dari kalimat pertama tersebut; hanya berisi kebingungan-kebingungan belaka. Bahkan sebelum sampai akhir, isi dari  tulisan ini sudah bisa disimpulkan dengan cepat; iya, bingung. Tapi biar tidak klise, aku akan mencoba mengutip beberapa pesan kehidupan yang sempat aku baca di buku Tere Liye, tadi. Dalam buku #About Life Tere Liye bilang "Apa yang paling menyakitkan dari kenangan? Bukan kehi...

BIAR MALAM BERCERITA

Biar malam bercerita, betapa gelap bukanlah suatu yang menakutkan. Dalam gelap seseorang justru lebih mudah menemukan kerlip kecil yang tak dapat dilihat di antara terang cahaya. Seperti rindu dan senyumanmu. Biar malam bercerita, betapa gemintang yang bertaburan di langit seringkali kehilangan kedipnya. Bukan tertutup mendung atau malam akan segera pergi. Wajah berserimulah yang tak dapat dibendung sinarnya; kerap terselip di antara kilaunya. Biar malam bercerita, betapa suara burung kedasih sering terdengar ketika purnama tergantung di ujung cakrawala. Bunyinya bukan lantaran malam dan gulitanya. Melainkan ia khawatir bisikan lirihmu tak dapat lagi dibawa angin sampai pada gubukku. Biar malam bercerita, betapa bulan tanggal 15 bukanlah yang ditunggu-tunggu bulbul di ranting-ranting pohon. Apalah istimewanya bulan tanggal 15 bila tatap matamu tak ikut terbit. Purnama sepenuhnya tenggelam di wajahmu; rindu-rinduku. Biar malam bercerita, betapa semilir angin di bawah langit bertabur bin...

BERDIRILAH LAYAKNYA POHON KEHIDUPAN

Musim terus berganti; penghujan dan kemarau. Waktu berganti; pagi, siang, sore, hingga malam tiba. Jam berdetik dari angka satu ke angka selanjurnya. Terus begitu. Demikian siklus kehidupan. Setiap hari orang-orang baru lahir ke bumi bersama senyum bahagia, dan orang-orang lainnya menghembuskan napas terakhirnya diiringi isak tangis. Selain kelahiran dan kehidupan, orang-orang juga datang dan pergi. Bertemu lalu berpisah. Tertawa di taman luas, menangis di sudut kamar. Hidup kerap diibaratkan roda berputar karena terus mengikuti irama dan siklus kehidupan yang tak terputus itu. Bergerak dengan pola-pola tersebut. Maka apalah yang ditakutkan dari hidup? Semua hal pasti berlalu. Tidak ada yang abadi selain ketidak abadian itu sendiri. Hujan pasti reda, gelap malam disapu cahaya mentari pagi. Masalah-masalah hidupmu, sekalut apapun itu akan pergi darimu. Patah hati dan rasa pilu juga tidak akan selamanya membersamaimu. Bukan cuma hujan dan malam gelap. Pagi yang tenang dan senja yang mena...

AKU MEMIKIRKAN HUJAN TURUN HARI INI

"Kenapa kita mengenang banyak hal saat hujan? Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana bisa kita akan menghentikan tetes air yang jatuh dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya." _ Tere Liye *** Aku memikirkan hujan turun hari ini. Membasahi dinding-dinding rumah. Menciptakan nyanyian merdu di halaman dan sepanjang jalan yang sepi; tenang dan dingin. Aku memikirkan hujan, juga memikirkan dirimu. Karena kerap sekali wajahmu seakan mengintip dari balik jendela bersama kecipak air yang menempel di bagian kacanya. Hujan dan dirimu adalah kenikmatan yang patut disyukuri karena Tuhan telah menciptakan ingatan. Tidak ada yang lebih nikmat ketika hujan turun selain memulangkanmu ke dalam kepalaku. Sedih, pilu, dan senangnya serupa kopi yang tercampur dari pahit dan manis. Menciptakan rasa candu pada setiap tegukan. Bukankah kopi sempurna karena rasa pahitnya? Begitu pula diriku saat mengingatmu. Aku me...

TABEBUYA

Cha! Tahukah kamu bahwa bunga Tabebuya kembali bermekaran, menghiasi setiap jengkal jalan kota Surabaya? Belum sampai satu tahun rasanya, ternyata Tabebuya mekar lebih cepat. Dari dulu aku tidak pernah tahu kalau di Surabaya ada bunga indah layaknya Sakura, sebelum kenal denganmu. Saat kita bersama barulah aku banyak mencari tahu tentang kota tempatmu tinggal dulu; Surabaya. Betapa terkejutnya diriku setelah tahu bahwa ketika Tabebuya bermekaran, kota Surabaya berubah layaknya di Jepang saat musim semi. Katanya tidak perlu jauh-jauh pergi ke Jepang, di Surabaya kita bisa menikmati lembar-lembar bunga yang jatuh di atas kepala, seperti di Jepang. Selain jatuh cinta kepadamu, aku juga jatuh cinta kepada Tabebuya; dulu. Sekarang? Entahlah. Memang ada yang menggelitik di dadaku saat tahu bahwa Tabebuya mulai bermekaran di Surabaya saat ini, ingatan tentangmu juga muncul tiba-tiba. Tapi aku tak tahu ini perasaan cinta atau bukan, seperti dulu. Aku juga sempat menulis tentang Tabebuya dulu, ...

AKU TELAH MERELAKANMU PENUH KETULUSAN

Hai, Cha! Malam ini suasana terasa lebih sunyi dan tenang dari biasanya. Bagaimana kabarmu? Pasti baik bukan? Harusnya begitu. Kamu harus baik dan bahagia. Tidak seperti biasanya, aku memilih berdiam diri di kamar, mengabaikan binatang-bintang di langit. Hanya angin lembut yang kubiarkan menyentuh wajah dan menemani kesunyian ini. Oh, iya. Selamat, Cha. Beberapa hari lalu aku tidak sengaja menemukan unggahan kekasihmu. Dari unggahan itu sudah cukup menjelaskan kepadaku bahwa kalian benar-benar telah resmi menjadi sepasang kekasih yang bahagia. Unggahan itu juga sudah cukup menenggelamkan harapanku ke dasar laut paling dalam; mati dan mungkin akan muncul ke permukaan sebagai bangkai tak bernyawa. Aku kembali melihat beberapa fotomu yang kuselipkan dalam dompet. Aku memilih membakarnya satu persatu bersamaan dengan perasaanku juga. Cha! Kenangan kita dahulu mungkin tidak terlalu manis dan berarti. Apalah artinya hubungan jarak jauh yang hanya bisa bersapa lewat layar kaca. Kita. Oh tidak...

DEBAT KANDIDAT CALON KETUA & WAKIL OSIS MADUBA

Hari ini di Madrasah ada acara debat kandidat calon ketua dan wakil OSIS. Acara ini mengingatkanku pada lima tahun lalu waktu aku masih menjadi siswa aktif. Pemilihan OSIS adalah momen yang paling mendebarkan dan sangat ditunggu-tunggu, terutama saat debat kandidat. Tidak kalah meriah dari pemilu, pemilihan OSIS juga menjadi ajang pesta demokrasi di Madrasah. Mulai dari pendaftaran calon, penyeleksian, kampanye, hingga proses pemilihan. Begitu pula hari ini. Siswa-siswa sangat antusias. Ada yang menarik dari acara debat kandidat siang tadi, yaitu salah-satu pasangan calon ketua nomor 01. Aku lupa namanya, tapi yang jelas dari ketiga paslon, dia adalah yang paling menarik menurutku. Argumennya bagus, pembawaannya tenang, dan cara bicaranya asik. Kalau melihat visi-misi yang dibawa oleh ketiga paslon, sebenarnya tidak jauh beda. Semuanya rata-rata membahas hal basic yang memang ada di madrasah. Yang paling ditekankan adalah etika, peningkatan kualitas dan kemampuan siswa. Nah, satu hal y...

MANUSIA DENGAN ARGUMENTASI DAN KEPENTINGANNYA

Dari dulu aku sangat jarang menulis topik-topik serius. Biasanya aku hanya menulis diary, puisi dan prosa. Aku hanya menulis hal-hal receh tentang perasaan dan berbagai kegiatanku sehari-hari. Kecuali ada tugas kampus, baru aku menulis yang serius sesuai tugas yang diberikan. Aku lebih sering membicarakan diri sendiri, baik cara pandang hidup dan pendapat-pendapat pribadi. Mengapa demikian? Karena menurutku, aku tidak mampu menjelaskan atau berkomentar tentang orang lain. Aku tidak memiliki kemampuan untuk memahami mereka. Karenanya aku memilih menulis tentang diriku sendiri yang jelas aku pasti tahu tentang apa yang aku tulis secara keseluruhan. Namun kali ini entah kenapa aku sangat ingin berkomentar tentang kejadian yang cukup ramai hari ini. Bukan berkomentar sih, tapi lebih pandanganku tentang hal tersebut. Terlepas itu benar atau tidak, aku hanya ingin menulis cara pandangku tentang peristiwa yang terjadi. Ini sebenarnya agak berat, karena bersangkutan dengan politik. Dan aku kir...

MENULIS MENGEKALKANMU

Hari ini cukup melelahkan sekaligus menyenangkan. Aku tidak tahu bagaimana bisa dua kata yang kontradiktif itu bisa aku rasakan secara bersamaan. Kedengarannya memang agak aneh; lelah, senang. Harusnya dua kata itu tidak cocok jika disandingkan. Namun ternyata tidak demikian, hari ini aku merasakan dua hal itu sekaligus. Lelahnya karena seharian menghabiskan waktu di acara FLP Pamekasan, senangnya karena acara itu berjalan mulus, semulus kulitmu setelah memakai handbody. Dari dulu aku selalu suka kegiatan-kegiatan FLP. Baik kegiatan waktu masih di ranting; di pondok, sekarang di cabang, apalagi di wilayah. Cuma kegiatan FLP Nasional yang belum pernah aku ikuti. Barangkali karena kegiatan di FLP sejalan dengan hobiku; menulis. Acara tadi yaitu Training of Writer. FLP Pamekasan bekerja sama dengan DEMA dan LPM Inspirasi STAI Al-Mujtama' Plakpak. Yang menjadi mentor pada acara tadi, Mbak Joe Mawar dan Kak Sirajul Munir. Mereka berdua merupakan para senior di FLP Pamekasan. Lebih excit...

SEBENARNYA KULIAH ITU MEMBOSANKAN

Seperti biasa, duduk berlama-lama di bangku kuliah selalu membosankan. Entah hanya aku yang merasa atau semua mahasiswa pada umumnya juga merasa begitu; hal wajar mungkin. Suasana ramai oleh tawa, kipas angin yang terus berputar entah sudah putaran ke berapa kalinya. Begitu setiap hari. Satu-satunya yang membuatku terus bertahan dengan kebosanan itu adalah ketika berdiskusi atau bahkan berdebat dengan Paisol, teman kelas paling pintar yang sekaligus adalah sahabat baikku. Ketika berada di kelas aku selalu ingin mengalahkannya, meski belum bisa. Terbukti dari nilai kita dalam dua semester terakhir aku masih di bawahnya beberapa poin. Namun ketika keluar dari perkuliahan, kita adalah dua orang yang saling mendengarkan cerita satu-sama lain; memberikan masukan, nasehat, dan semacamnya. Teman makan yang sering khawatir terhadap masa depan masing-masing. Padahal ada pepatah mengatakan bahwa "Kekhawatiran tidak akan menghilangkan masalah di hari esok, namun selalu menghilangkan kedamaia...

"HALO!" SETELAH SEKIAN LAMA

Hai! Rasanya lumayan asing setelah sekian lama tidak menyentuh halaman ini. Tulisan terakhirku di blog ini tanggal 19 Oktober 2021-tiga tahun lalu. Jika diibaratkan sebuah rumah, maka setiap sudutnya barangkali telah berlumuran jaring laba-laba, berdebu, dan tak terawat. Malam ini sebelum hari berganti-detik-detik umurku menuju angka 23. Aku ingin mengisi lagi blog ini dengan cerita-cerita harianku, apa pun itu. Aku ingin mengecat ulang setiap warna dinding yang mulai memudar, membersihkan setiap ruangan yang lama tak berpenghuni dengan segala sedih dan senangku, tangis dan tawaku. Tapi aku tidak ingin berjanji akan konsisten. Sebab dari beberapa janji yang pernah aku ucapkan, pada akhirnya banyak yang tidak bisa aku tepati. Itu menjadi pelajaran bagiku untuk tidak gampang berjanji tentang apa pun, meskipun janji itu sangat mungkin untuk aku tepati. Karena sekarang aku berpikir bahwa selama sesuatu itu belum terwujud dan terjadi, masih ada kemungkinan rencana-rencana yang aku buat tida...